BATASAN
Perdarahan gastrointestinal dapat terjadi dimana
saja pada traktus digestivus dari mulut sampai dengan anus. Darah dapat
terlihat pada tinja atau muntahan atau dapat saja perdarahan tersembunyi yang
hanya dapat dilihat dengan pemeriksaan laboratorium.
PATOFISIOLOGI
Tergantung penyebab
GEJALA
KLINIS
Dilakukan evaluasi pada :
a. Perlu dikonfirmasi apakah memang benar darah yang
keluar dan benar-benar keluar dari traktus digestivus
b. Berapa banyak darah yang keluar dan
karakteristiknya
c. Apakah anak tampak sakit akut atau kronis
Dicari adanya tanda-tanda
hipertensi portal, obstruksi intestinal, koagulopati, epistaksis, fisura ani
dan hemoroid.
Peningkatan nadi 20/menit atau
penurunan tekanan darah sistolik 10 mmHg saat dari duduk akan berdiri, adalah
tanda terjadi perdarahan yang cukup signifikan.
d. Apakah perdarahan masih berlangsung
Identifikasi asal perdarahan gastrointestinal
Gejala klinis
|
Lokasi perdarahan
|
Darah merah segar dari mulut
|
Lesi mulut atau nasofaring
Varises esofagus
Laserasi esofagus/mukosa gaster (Mallory weiss syndrome)
|
Muntahan darah merah segar atau seperti kopi
|
Lesi proksimal dari
ligamen Treitz
|
Melena
|
Lesi proksimal dari
ligamen Treitz, usus kecil
Kehilangan darah
berkisar 50-100 ml/hari
|
Darah segar bercampur tinja
|
Lesi pada ileum atau colon
Perdarahan masif upper gastrointestinaltract
|
Darah diluar tinja
|
Lesi pada ampula rektum atau anus
|
CARA
PEMERIKSAAN/DIAGNOSIS
-
Apt test
untuk membedakan darah bayi dan darah ibu
-
Foto polos
abdomen
-
Esofagogastrodudodenoskopi
-
Sigmoidoskopi
dan kolonoskopi
-
Biopsi
-
Meckel scan
DIAGNOSA
BANDING
Diagnosa banding perdarahan gastrointestinal
|
Bayi
|
Anak
|
Hematemesis
|
Tertelan darah ibu
Peptic esophagitis
|
Epistaksis
Peptic esophagitis
Mallory weiss syndrome
Varises esofagus
Ulkus gaster
Ulkus duodenum
Henoch schonlein
purpura
|
Melena
|
Ulkus duodenum
Duplikasi ileum
Divertikulum Meckel
|
Ulkus duodenum
Duplikasi ileum
Divertikulum Meckel
|
Melena dengan nyeri, obstruksi, peritonitis, perforasi
|
Necrotizing enterocolitis
Intususepsi
Volvulus
|
Ulkus duodenum
Hemobilia
Intususepsi
Volvulus
|
Hematochezia dengan diare, crampy abdominal pain
|
Kolitis infeksiosa
Kolitis pseudomembran
Enterokolitis Hirschprung
|
Kolitis infeksiosa
Kolitis crohn
Sindroma hemolitik uremi
Henoch schonlein purpura
|
Hematochezia tanpa diare dan nyeri perut
|
Fisura ani
Kolitis eosinofilik
|
Fisura ani
Ulkus rektum
Juvenile polyp
|
PENYULIT
: Gangguan sirkulasi – syok
PENATALAKSANAAN
a. Resusitasi cairan
b. Kumbah lambung dengan menggunakan normal saline
c. Perdarahan dari pembuluh darah (varises, kelainan
vaskuler) yang persisten :
- Vasopresin 20
unit/1,73m2 selama 20 menit atau ocreotide 25-30 µg/m2/jam,
keduanya dapat diberikan selama 24 jam apabila diperlukan.
-
Pemasangan Sengstaken-Blakemore tube
-
Skleroterapi
-
Konsul bedah
anak
d. Perdarahan akibat ulkus : antasida, dekompresi
gaster, elektrokauter, injeksi epinefrin lokal, pembedahan darurat.
DAFTAR
PUSTAKA
1.
Squires, J. R. H. (1999).
"Gastrointestinal bleeding." Pediatric 20 : 95-101.
2.
Gilger, M. A. (2004). Upper
gastrointestinal bleeding. Pediatric Gastrointestinal Disease. Walker.,
Goulet., Kleinman.et al. Ontario,
BC. Decker Inc. 1 : 258-263.
3.
Turck, D. and L. Michaud (2004).
Lower gastrointestinal bleeding. Pediatric Gastrointestinal Disease. Walker.,
Goulet., Kleinman.et al. Ontario,
BC. Decker Inc. 1 : 266-280.
No comments:
Post a Comment