BATASAN
Bronkiolitis adalah penyakit
obstruktif akibat inflamasi akut pada saluran nafas kecil (bronkiolus) yang
terjadi pada anak < 2 tahun dengan insidens tertinggi pada usia sekitar 2-6
bulan dengan penyebab tersering respiratory
sincytial virus (RSV), diikuti dengan parainfluenzae dan adenovirus. Penyakit ditandai oleh sindrom klinik
yaitu, napas cepat, retraksi dada dan wheezing.
PATOFISIOLOGI
Mikroorganisme
masuk melalui droplet akan mengadakan kolonisasi dan replikasi di mukosa
bronkioli terutama pada terminal bronkiolus sehingga akan terjadi
kerusakan/nekrosis sel-sel bersilia pada bronkioli. Respon imun tubuh yang
terjadi ditandai dengan proliferasi limfosit, sel plasma dan makrofag. Akibat
dari proses tersebut akan terjadi edema sub mukosa, kongesti serta penumpukan
debris dan mukus (plugging), sehingga
akan terjadi penyempitan lumen bronkioli. Penyempitan ini
mempunyai distribusi tersebar dengan derajat yang bervariasi (total/sebagian). Gambaran
yang terjadi adalah atelektasis yang
tersebar dan distensi yang berlebihan (hyperaerated) sehingga dapat terjadi gangguan pertukaran gas serius, gangguan
ventilasi/perfusi dengan akibat akan
terjadi hipoksemia (PaO2 turun) dan hiperkapnea (Pa CO2 meningkat).
Kondisi yang berat dapat terjadi gagal nafas.
DIAGNOSIS
Anamnesis
Anak usia di
bawah 2 tahun dengan didahului infeksi saluran nafas akut bagian atas dengan
gejala batuk, pilek, biasanya tanpa demam atau hanya subfebris. Sesak nafas
makin hebat dengan nafas dangkal dan cepat.
Pemeriksaan
fisis
Dapat dijumpai demam, dispne dengan expiratory effort dan retraksi. Nafas
cepat dangkal disertai dengan nafas cuping hidung, sianosis sekitar hidung dan
mulut, gelisah. Terdengar ekspirium memanjang atau mengi (wheezing). Pada auskultasi paru dapat terdengar ronki basah halus
nyaring pada akhir atau awal inspirasi. Suara perkusi paru hipersonor. Jika
obstruksi hebat suara nafas nyaris tidak terdengar, napas cepat dangkal,
wheezing berkurang bahkan hilang.
Pemeriksaan
penunjang
Pemeriksaan darah tepi tidak khas. Pada
pemeriksaan foto dada AP dan lateral dapat terlihat gambaran hiperinflasi paru
(emfisema) dengan diameter anteroposterior membesar pada foto lateral serta
dapat terlihat bercak konsolidasi yang tersebar. Analisis gas darah dapat
menunjukan hiperkarbia sebagai tanda air
trapping, asidosis respiratorik atau metabolik. Bila tersedia, pemeriksaan
deteksi cepat dengan antigen RSV dapat dikerjakan.
DIAGNOSIS BANDING
·
Asma
bronkial
·
Aspirasi
benda asing
·
Bronkopneumonia
·
Gagal
jantung
·
Miokarditis
·
Fibrosis
Kistik
TATALAKSANA
Tata laksana
bronkiolitis yang dianjurkan adalah :
1. Pemberian oksigenasi; dapat diberikan oksigen nasal atau
masker, monitor dengan pulse oxymetry.
Bila ada tanda gagal nafas diberikan bantuan ventilasi mekanik.
2. Pemberian cairan dan kalori yang cukup (bila perlu
dapat dengan cairan parenteral). Jumlah cairan sesuai berat badan, kenaikan
suhu dan status hidrasi.
3.
Koreksi terhadap kelainan asam basa dan elektrolit
yang mungkin timbul.
4. Antibiotik dapat diberikan pada keadan umum yang
kurang baik, curiga infeksi sekunder (pneumonia) atau pada penyakit yang berat.
5.
Kortikosteroid : deksametason 0,5 mg/kgBB dilanjutkan
dengan 0,5 mg/kgBB/hari dibagi 3-4
dosis.
6.
Dapat diberikan nebulasi β agonis (salbutamol
0,1mg/kgBB/dosis, 4-6 x/hari) diencerkan dengan salin normal untuk memperbaiki
kebersihan mukosilier.
Untuk menilai kegawatan penderita dapat dipakai skor Respiratory Distress Assessment Instrument (RDAI), yang menilai distres napas berdasarkan 2 variabel respirasi yaitu wheezing dan retraksi. Bila skor lebih dari 15 dimasukkan kategori berat, bila skor kurang 3 dimasukkan dalam kategori ringan (lampiran 1).
Beberapa perbedaan antara
bronkiolitis dan asma
|
ASMA
|
BRONKIOLITIS
|
Penyebab
|
hiper
reaktivitas bronkus
|
virus
|
Umur
|
> 2
tahun
|
6
bulan-2 tahun
|
Sesak
berulang
|
Ya
|
Tidak
|
Onset sesak
|
akut
|
insidious
|
ISPA atas
|
+ /
-
|
selalu +
|
Atopi
keluarga
|
sering
|
jarang
|
Alergi
lain
|
sering
|
-
|
Respon
bronkodilator
|
cepat
|
lambat
|
Eosinofil
|
meningkat
|
normal
|
DAFTAR
PUSTAKA
1.
Wohl MEB. Bronchiolitis. Dalam: Kendig EL, Chernick V, penyunting.
Kendig’s Disorders of the Respiratory Tract in Children. Edisi ke-5.
Philadelphia : WB Saunders, 1990 : 360-70.
2. Goodman D. Bronchiolitis. Dalam : Behrman RE, Kleigman
RM, Jenson HB, penyunting. NelsonTextbook of Pediatrics. Edisi ke-17.
Philadelphia : WB Saunders, 2003 :
1415-7.
3.
Klassen TP. Recent advances in
the treatment of Bronchiolitis and Laryngitis. Pediatr Clin of North Am 1997;
44 : 249-58.
4. Wright RB, Pomerantz WJ, Luria JW. New approaches to respiratory
infections in children. Ped Emerg Med Clin of North Am 12002; 20 : 93-110.
This comment has been removed by a blog administrator.
ReplyDelete