Monday, 27 July 2015

BRONKIOLITIS



https://encrypted-tbn1.gstatic.com/images?q=tbn:ANd9GcQHQfO8cjQVOzRyj5169-58dLHay2o2-V3TIP6Hh0FTAe4rrAN-
BATASAN
Bronkiolitis adalah penyakit obstruktif akibat inflamasi akut pada saluran nafas kecil (bronkiolus) yang terjadi pada anak < 2 tahun dengan insidens tertinggi pada usia sekitar 2-6 bulan dengan penyebab tersering respiratory sincytial virus (RSV), diikuti dengan parainfluenzae dan adenovirus. Penyakit ditandai oleh sindrom klinik yaitu, napas cepat, retraksi dada dan wheezing.

PATOFISIOLOGI
Mikroorganisme masuk melalui droplet akan mengadakan kolonisasi dan replikasi di mukosa bronkioli terutama pada terminal bronkiolus sehingga akan terjadi kerusakan/nekrosis sel-sel bersilia pada bronkioli. Respon imun tubuh yang terjadi ditandai dengan proliferasi limfosit, sel plasma dan makrofag. Akibat dari proses tersebut akan terjadi edema sub mukosa, kongesti serta penumpukan debris dan mukus (plugging), sehingga akan terjadi penyempitan lumen bronkioli. Penyempitan ini mempunyai distribusi tersebar dengan derajat yang bervariasi (total/sebagian). Gambaran yang  terjadi adalah atelektasis yang tersebar dan distensi yang berlebihan (hyperaerated) sehingga dapat terjadi gangguan pertukaran gas serius, gangguan ventilasi/perfusi  dengan akibat akan terjadi hipoksemia (PaO2 turun) dan hiperkapnea (Pa CO2 meningkat). Kondisi yang berat dapat terjadi gagal nafas.

DIAGNOSIS
Anamnesis
Anak usia di bawah 2 tahun dengan didahului infeksi saluran nafas akut bagian atas dengan gejala batuk, pilek, biasanya tanpa demam atau hanya subfebris. Sesak nafas makin hebat dengan nafas dangkal dan cepat.

Pemeriksaan fisis
Dapat dijumpai demam, dispne dengan expiratory effort dan retraksi. Nafas cepat dangkal disertai dengan nafas cuping hidung, sianosis sekitar hidung dan mulut, gelisah. Terdengar ekspirium memanjang atau mengi (wheezing). Pada auskultasi paru dapat terdengar ronki basah halus nyaring pada akhir atau awal inspirasi. Suara perkusi paru hipersonor. Jika obstruksi hebat suara nafas nyaris tidak terdengar, napas cepat dangkal, wheezing  berkurang bahkan hilang.

Pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan darah tepi tidak khas. Pada pemeriksaan foto dada AP dan lateral dapat terlihat gambaran hiperinflasi paru (emfisema) dengan diameter anteroposterior membesar pada foto lateral serta dapat terlihat bercak konsolidasi yang tersebar. Analisis gas darah dapat menunjukan hiperkarbia sebagai tanda air trapping, asidosis respiratorik atau metabolik. Bila tersedia, pemeriksaan deteksi cepat dengan antigen RSV dapat dikerjakan.

DIAGNOSIS BANDING
·         Asma bronkial
·         Aspirasi benda asing
·         Bronkopneumonia
·         Gagal jantung
·         Miokarditis
·         Fibrosis Kistik

TATALAKSANA
Tata laksana bronkiolitis yang dianjurkan adalah :
1.   Pemberian oksigenasi; dapat diberikan oksigen nasal atau masker, monitor dengan pulse oxymetry. Bila ada tanda gagal nafas diberikan bantuan ventilasi mekanik.
2.   Pemberian cairan dan kalori yang cukup (bila perlu dapat dengan cairan parenteral). Jumlah cairan sesuai berat badan, kenaikan suhu dan status hidrasi.
3.      Koreksi terhadap kelainan asam basa dan elektrolit yang mungkin timbul.
4.  Antibiotik dapat diberikan pada keadan umum yang kurang baik, curiga infeksi sekunder (pneumonia) atau pada penyakit yang berat.
5.      Kortikosteroid : deksametason 0,5 mg/kgBB dilanjutkan dengan 0,5 mg/kgBB/hari dibagi   3-4 dosis.
6.      Dapat diberikan nebulasi β agonis (salbutamol 0,1mg/kgBB/dosis, 4-6 x/hari) diencerkan dengan salin normal untuk memperbaiki kebersihan mukosilier.
 
Untuk menilai kegawatan penderita dapat dipakai skor Respiratory Distress Assessment Instrument (RDAI), yang menilai distres napas berdasarkan 2 variabel respirasi yaitu wheezing dan retraksi. Bila skor lebih dari 15 dimasukkan kategori berat, bila skor kurang 3 dimasukkan dalam kategori ringan (lampiran 1).



Beberapa perbedaan antara bronkiolitis dan asma 



ASMA
BRONKIOLITIS
Penyebab
hiper reaktivitas bronkus
virus             
Umur 
> 2 tahun      
6 bulan-2 tahun
Sesak berulang   
Ya
Tidak
Onset sesak                 
akut   
insidious
ISPA  atas
+ / -                   
selalu +
Atopi keluarga
sering
jarang
Alergi lain                        
sering
         -
Respon bronkodilator                         
cepat   
lambat
Eosinofil                                               
meningkat  
normal
 


https://encrypted-tbn0.gstatic.com/images?q=tbn:ANd9GcQa2mmt8HNTyv2aO9iW8TcjmTalGj5xWNkOCaovEz4-yhSrSaJL2w
DAFTAR  PUSTAKA
1.   Wohl MEB. Bronchiolitis. Dalam: Kendig EL, Chernick V, penyunting. Kendig’s Disorders of the Respiratory Tract in Children. Edisi ke-5. Philadelphia : WB Saunders, 1990 : 360-70.
2.  Goodman D. Bronchiolitis. Dalam : Behrman RE, Kleigman RM, Jenson HB, penyunting. NelsonTextbook of Pediatrics. Edisi ke-17. Philadelphia : WB Saunders,  2003 : 1415-7.
3.      Klassen TP. Recent advances in the treatment of Bronchiolitis and Laryngitis. Pediatr Clin of North Am 1997; 44 : 249-58.
4.    Wright RB, Pomerantz WJ, Luria JW. New approaches to respiratory infections in children. Ped Emerg Med Clin of North Am 12002; 20 : 93-110.

1 comment:

  1. This comment has been removed by a blog administrator.

    ReplyDelete