PENGERTIAN
Leukemia adalah proliferasi
patologin dari sel pembuat darah yang
bersifat sistemik dan biasanya berakhir dengan fatal. Leukemia dikatakan
penyakit darah yang disebabkan terjadinya kerusakan pada pabrik pembuatan sel
darah yaitu pada sum-sum tulang (Ngastiyah, 1997 : 381)
Leukemia : proliferlasi sel
darah putih yang masih teratur dalam jaringan pembentuk darah (Suriadi, 2001 :
175)
ETIOLOGI
Penyebab yang pasti belum
diketahui, akan tetapi terdapat faktor predisposisi yang menyebabkan terjadinya
leukemia, yaitu :
(1) Faktor genetik
(2) Radiasi
(3) Obat-obat imunosupresif, obat-obata karsinogenik
(4) Faktor heredifer
(5) Kelainan kromososm
Patofisiologi
Adanya proliferasi sel
kanker sehingga sel kanker bersaing dengan sel normal untuk mendapatkan nutrisi
dengan cara infiltrasi sel normal digantikan dengan sel kanker. Dengan adanya
sel kanker akan terjadi depresi sumsum tulang yang akan mempengaruhi eritrosit,
leukosit, faktor pembekuan dan jaringan meningkat karena adanya depresi dari
sumsum tulang maka produksi eritrosit menurun dan terjadi anemia, produksi
leukosit juga menurun sehingga sistem retikoloendotelial akan terpengaruh dan
menyebabkan gangguan sistem pertahanan tubuh dan mudah mengalami infeksi yang
manifestasinya berupa demam. Faktor pembekuan juga mengalami penurunan sehingga
terjadi perdarahan yang akan menimbulkan trombositopenia. Dengan adanya
pergantian sel normal oleh sel kanker terjadi infiltrasi ekstra medular
sehingga terjadi pembesaran limpa, lifer, nodus limfe dan tulang sehingga bisa
menimbulkan nyeri tulang dan persendian. Hal tersebut juga akan mempengaruhi
SSP (sistem saraf pusat) yakni adanya infiltrasi SSP sehingga timbullah
meningitis leukemia, hal tersebut juga akan mempengaruhi metabolisme sehingga
sel akan kekurangan makanan
KLASIFIKASI
Berdasarkan morfologi sel
terdapat 5 golongan besar leukemia sesuai dengan lima macam sistem dalam sumsum
tulang yaitu :
1. Leukemia sistem eritropoitik : mielosis,
eritremika.
2. Leukemia sistem granulopoitik : leukemia
granulosit.
3. Leukemia sistem trombopoitik : leukemia megakarlosit.
4. Leukemia sistem limfopoitik : leukemia
megakarlosit.
5. Leukemia RES : retikulo endoteliosis /
retikolosis.
LEUKEMIA LIMFOSITIK AKUT
Penyebab
LLA lebih sering dijumpai
pada anak usia 3-5 tahun, dan lebih sering terjadi pada anak laki-laki dari pada
perempuan.
Sampai sekarang penyebabnya belum diketahui, diduga karena
virus (virus onkogenik). Faktor lain yang berperan :
Faktor eksogen : Sinar X, sinar radio
aktif, hormon, bahan kimia (benzol, arsen, preparat sulfat), infeksi (virus,
bakteri)
Faktor endogen : Ras (orang Yahudi mudah
menderita LLA), faktor konstitusi seperti kelainan kromosom (sindrom down),
herediter (kadang-kadang dijumpai kasus leukemia pada kembar satu telur).
Gejala Klinis
Gejala
khas : pucat, panas, perdarahan, splenomegali, hepatomegali, limfadenopati.
Gejala
tidak khas : sakit sendi / sakit tulang.
Gejala
lain : lesi purpura pada kulit.
Pemeriksaan Laboratorium
Darah tepi : Adanya
pensitopenia, limfositosis yang kadang-kadang menyebabkan gambaran darah tepi
monoton terdapat sel blast, yang merupakan gejala patogonomik untuk leukemia
Sum-sum tulang : Dari
pemeriksaan sumsum tulang akan ditemukan gambaran yang monoton yaitu hanya
terdiri dari sel limfopoetik patologis sedangkan sistem lain terdesak (apabila
sekunder). (Ilmu Kesehatan Anak :145)
Pemeriksaan lain
1)
Biopsi limpa
2)
Kimia darah
3)
Cairan cerebrospinal
4)
Sitogenik
Pengobatan
1)
Transfusi darah bila Hb kurang dari 6 g/dl
2)
Kortikosteroid
3)
Sistostatika
4)
Imunoterapi
5)
Infeksi sekunder dihindarkan (isolasi)
LEUKEMIA LIMFOSITIK KRONIK (LLK)
Insiden
Lebih sering pada
laki-laki dan ditemukan pada umur kurang
dari 40 tahun. Pada usia 60
tahun ke atas insiden tinggi.
Gejala klinis
Limfodenopati, splenomegali,
hepatomegali, anemia hemolitik, trombositopenia.
Pemeriksaan Lab
Darah tepi
: limfositosis 50.000/mm.
Sum-sum
tulang : adanya infiltrasi merata.
Pengobatan
Clorambucil dan
kortikosteroid.
LEUKEMIA MIELOBLASTIK AKUT (LMA)
Insiden
Lebih sering ditemukan pada
usia dewasa (85 persen) daripada anak-anak (15 per sen) dan lebih sering pada
laki-laki.
Gejala klinis
Rasa lelah, pucat, nafsu
makan menuurn, nyeri tulang, pembesaran kelenjar getah bening, pembesaran
kelenjar mediastrium, anemia ptekie, perdarahan, infeksi.
LEUKEMIA GRANULOSITIK KRONIK (LGK)
Pengertian
Suatu penyakit
mielopoliferatif yang ditandai dengan produksi berlebihan dari sel granulosit
yang relatif matang.
Gejala Klinis
Rasa lelah, penurunan berat
badan, rasa penuh di perut, splenomegali.
Pemeriksaan Lab
- Leukosit lebih dari 50.000/mm
- Trombositopenia
- Kadar fosfatose alkali leukosit rendah
- Kenaikan kadar vitamin B16 dalam darah
- Sumsum tulang : hiper seluler dengan peningkatan jumlah megalicitiosil dan aktivitas granulopolsis.
MANIFESTASI
KLINIK
Pilek, pucat, lesu, mudah terstimulasi, demam,
anoreksia, BB menurun, ptechiae, nyeri tulang dan persendian, nyeri abdomen,
limfadenopati, hepatoslenomegali.
Pemeriksaan
Diagnostik
Pemeriksaan
darah tepi
Berdasarkan pada
kelainan sumsum tulang gejala yang terlihat pada darah tepi berupa adanya
ponsitopenia, limfositosis yang menyebabkan darah tepi monoton dan terdapat sel
blast.
Kimia
darah
Asam urat
meningkat hipogamaglobinemia
Sumsum
tulang
Biopsi
limpa
Memperlihatkan
proliferasi sel leukemia dan sel yang berasal dari jaringan limfe yang terdesa
seperti : limfosit normal, RES.
Cairan
serebrospinalis
Terdapat
peninggian jumlah sel patologis dan protein
Sitogenik
Menunjukkan
kelainan kromosom yaitu kromosom 21 (kromosom Philadelphia atau Phi)
PENATALAKSANAAN
Medik
(1) Tranfusi darah
Biasanya diberikan jika kadar Hb kurang
dari 6 gram %
(2) Kartikosteroid
(3) Sitostatika
Diberikan metotreksat atau MTX 2 minggu /
kg BB secara intrafekal 3x seminggu 6-Merkaptopurin atau 6-MP setiap hari
dengan dosis 65 mg/m2 luas permukaan badan.
(4) Infeksi sekunder dihindarkan
(5) Imunoterapi
Keperawatan
Masalah pasien yang perlu diperhatikan umunya sama
dengan pasien lain yang menderita penyakit darah. Tetapi karena prognosis
pasien pada umumnya kurang menggembirakan (sama sepeti kanker lainnya) maka
pendekatan psikososial harus diutamakan. Yang perlu diusahakan ialah ruangan
yang aseptik dan cara bekerja yang aseptik pula. Sikap perawat yang ramah dan
lembut diharapkan tidak hanya untuk pasien saja tetapi juga pada keluarga yang
dalam hal ini sangat peka perasaannya jika mengetahui anaknya.
No comments:
Post a Comment