Friday 28 November 2014

GLOMERULONEFRITIS AKUT (GNA)



DEFINISI
Glomerulonefritis Akut (GNA) ialah reaksi imunologis pada ginjal terhadap bakteri atau virus tertentu. Yang sering terjadi ialah akibat infeksi kuman streptokok. Sering ditemukan pada usia 3-7 tahun (pada awal usia sekolah). Lebih sering mengenai anak laki-laki dari pada wanita dengan perbandingan 2 : 1 (Kapita Selekta Kedokteran, 2000 : 487).
Glumerolunefritis adalah gangguan pada ginjal yang ditandai dengan peradangan pada kapiler glumerulus yang fungsinya sebagai filtrasi cairan tubuh dan sisa-sisa pembuangan. (Nastiyah, 1997 : 125).

ETIOLOGI
Timbulnya GNA didahului infeksi ekstrarenal, terutama di traktus respiratorius bagian atas dan kulit oleh kuman streptococcus beta haemolyticus golongan A tipe 12, 4, 16, 25 dan 49. antara infeksi bakteri dan timbulnya GNA terdapat masa laten selama 10 hari. GNA juga dapat disebabkan oleh sifilis, keracunan (timah hitam, tridion), amiloidosis, trombosis vena renalis, penyakit kolagen, purpura anafilaktoid, dan lupus eritematosis.hubungan antara GNA dan infeksi streptococcus ini ditemukan pertama kali oleh Lohlein pada tahun 1907 dengan alasan bahwa :
  1. Timbulnya GNA setelah terjadinya infeksi skarlatina.
  2. Diisolasinya kuman sterptococcus beta hemolyticus golongan A.
  3. Meningkatnya titer anti-streptolisin pada serum pasien.

PATOFISIOLOGI
1)  Suatu reaksi pada radang glomerulus dengan sebukan leukosit dan proliferasi sel, serta oksidasi eritrosit, lekosit dan protein plasma dalam ruangan blowman.
2)  Gangguan pada glomerulus ginjal dipertimbangkan sebagai suatu respon ilmunologi yang terjadi dengan adanya perlawanan anti bodi dengan mikroorganisme, yaitu streptococcus.
3)   Reaksi antigen dan antibodi tersebut membentuk imun kompleks yang menimbulkan respon peradangan yang menyebabkan kerusakan dinding kapiler dan menjadikan lumen pembuluh darah menjadi mengecil yang mana akan menurunka filtrasi glomerulus, insufisiensi renal dan permeabilitas kapiler, sehingga molekul yang besar seperti protein diekspresikan dalam urin (proteinuria).


PATOLOGI
Makroskopis ginjal tampak agak membesar, pucat dan terdapat titik-titik perdarahan pada korteks. Mikroskopis tampak hampir semua glomerulus terkena sehingga dapat disebut “glumerulus difus”. Tampak proliferasi sel endotel glomerulus yang keras sehingga mengakibatkan lumen kapiler danruang simpai bowmans menutup. Disamping itu terdapat pula infiltrasi sel epitel kapsul, infiltrasi sel polimorfonukleus dan  monusit.
Pada pemeriksaan mikroskop elektron akan tampak membrana basalis menebal tidak teratur. Terdapat gumpalan humps di sub epitelum yang mungkin dibentuk oleh globulin-gama, komplemen dan antigen streptokokus.

MANIFESTASI KLINIS
1.        Riwayat infeksi saluran nafas atau otitis media.
2.        Hematuria (darah dalam urine)
3.        Proteinuria (protein dalam urine)
4.        Edema ringan terbatas disekitar mata atau seluruh tubuh
5.        Hypertensi (terjadi pada 60-70 % anak dengan GNA pada hari pertama dan akan normal kembali pada akhir minggu pertama juga).
6.        Mungkin demam
7.        Gejala gastrointestinal seperti mual, tidak nafsu makan, diare, konstipasi.
8.        Fatigue (keletihan/kelelahan)
9.        Renal insufisiensi
10.    Menurunnya output urine.

KOMPLIKASI
Oliguria sampai anuria yang dapat berlangsung 2-3 hari
-      Terjadi sebagai akibat berkurangnya filtrasi glomerulus.
-   Gambaran seperti insufisiensi ginjal akut dengan uremia, hiperfosfatemia, hiperkalemia dan hidremia. Walaupun oliguria/anuria yang lama jarang terdapat pada anak, jika hal ini terjadi di perlukan peritoneum dialisis (bila perlu).

Ensefalopati hipertensi
-      Merupakan gejala serebrum karena hipertensi.
-      Gejala berupa gangguan penglihatan, pusing, muntah dan kejang-kejang.
-      Hal ini disebabkan karena spasme pembuluh darah lokal dengan anoksia dan edema otak.

Gangguan Sirkulasi
-  Seperti : Dispneu, ortonea, terdapatnya ronchi basah, pembesaran jantung dan meningginya tekanan darah yang bukan saja disebabkan spasme pembuluh darah, tetapi juga disebabkan oleh bertambahnya volume plasma.
-     Jantung dapat membesar dan terjadi gagal jantung akibat hipertensi yang menetap dan kelainan di miokardium.

Anemia yang timbul karena adanya hiper volemia disamping sintesis eritropoetik yang menurun.

PROGNOSIS
1.    Gejala fisik menghilang dalam minggu ke-2 atau ke-3.
2.    Tekanan darah umumnya menurun dalam waktu 1 minggu.
3.    Kimia darah menjadi normal pada minggu ke-2.
4.    Hematuria mikroskopis dan makroskopis dapat menetap selama 4-6 minggu.
5.    HJL (Diff Count) menunjukkan kenaikan erotrosit untuk 4 bulan/lebih.
6.    LED meninggi terus sampai kira-kira 3 bulan.
7.    Protein sedikit dalam urin dan menetap untuk beberapa bulan.
8.    Diperkirakan 95% akan sembuh sempurna, 2% meninggal selama fase akut dari penyakit ini dan 2% menjadi glomerulonefritis kronik.

PEMERIKSAAN PENUNJANG
- LED meningkat. 
- Kadar Hb menurun sebagai akibat hipervolemia (retenti garam dan air). 
- Pemeriksaan urin menunjukkan jumlah urin menurun, Bj urine meningkat.
- Hematuri makroskopis ditemukan pada 50% pasien, ditemukan :
  • Albumin (+), eritrosit (++), leukosit (+), silinder leukosit, eritrosit, dan hialin. 
  • Albumin serum sedikit menurun, komplemen serum (Globulin beta- IC) sedikit menurun.
  • Ureum dan kreatinin meningkat.
  • Titer antistreptolisin umumnya meningkat, kecuali kalau infeksi streptococcus yang mendahului hanya mengenai kulit saja. 
  •  Uji fungsi ginjal normal pada 50% pasien.

PENATALAKSANAAN
MEDIK
Tidak ada pengobatan yang khusus yang mempengaruhi penyembuhan kelainan di glomerulus.
    a.       Istirahat mutlak selama 3-4 minggu dahulu dianjurkan selama 6-8 minggu.
    b.       Pemberian penisilin pada fase akyt.
Pemberian antibiotik ini tidak mempengaruhi beratnya glomerulonefritis, melainkan mengurangi penyebaran infeksi streptococcus yang mungkin masih ada. Pemberian penisilin dianjurkan hanya untuk 10 hari. Pemberian profilaksis yang lama sesudah nefritisnya sembuh terhadap kuman penyebab tidak dianjurkan, karena terdapat imuntas yang menetap.
    c.     Makanan pada fase akut diberikan makanan rendah protein ( 1 gr/kg BB/hari) dan rendah garam (1 gr/hari).
Makanan lunak dinerikan pada pasien dengan suhu tinggi dan makanan biasa bila suhu normal kembali. Bila ada anuria/muntah diberikan IVFD dengan larutan glukosa 10%. Komplikasi seperti gagal jantung, edema, hipertensi dan oliguria maka jumlah cairan yang diberikan harus dibatasi.
   d.       Pengobatan terhadap hipertensi.
    e.    Bila anuri berlangsung lama (5-7) hari, maka ureum harus dikeluarkan dari dalam darah. Dapat dengan cara peritoneum dialisis, hemodialisis, transfusi tukar dan sebagainya.
     f.     Diuretikum dulu tidak diberikan pada glomerulonefritis akut, tetapi akhir-akhir ini pemberian furosemid (lasix) secara intravena (1 mg/kg BB/kali) dalam 5-10 menit tidak berakibat buruk pada hemodinamika ginjal dan filtrasi glomerulus.
    g.          Bila tidak timbul gagal jantung, diberikan digitalis, sedativum dan oksigen.

KEPERAWATAN
a.       Istirahat mutlak selama 2 minggu.
b.      Pengawasan tanda-tanda vital secara 3x sehari.
c.   Jika terdapat gejala dispnea/ortopnea dan pasien terlihat lemah adalah kemungkinan adanya gejala payah jantung, segera berikan sikap setengah duduk, berikan O2 dan hubungi dokter.
d.      Diet protein 1 gr/kg BB/hari dan garam 1 gr/hari (rendah garam).

No comments:

Post a Comment