PENGERTIAN
Menurut Cunningham (1995:421) semua neonatus dengan berat badan 4000 gr (4 kg) atau lebih tanpa memandang umur kehamilan dianggap sebagai MAKROSOMIA
Ada 2 kelompok bayi yang dikategorikan dengan bayi berat badan berlebih yakni :
§ Bayi
yang dilahirkan dengan berat badan lebih dari 3900 gram. Kondisi ini dikenal
dengan “Giant Baby” dan dapat terbawa sampai tumbuh dewasa.
§ Bayi
yang dilahirkan dengan berat badan normal sekitar 2500-3800 gram tapi pada masa
pertumbuhannya naik cukup banyak. Bayi seperti ini diistilahkan dengan bayi
dengan berat badan diatas rata-rata.
PENYEBABIbu menderita Diabetes Mellitus (DM)
Kadar gula darah pada ibu hamil tergolong tinggi. Kondisi inilah yang menjadikann peluang janin untuk tumbuh melebihi ukuran rata-rata. Jika fungsi plasenta dan tali pusat baik, maka si calon bayi dapat tumbauh makin subur.
Ibu Mempunyai Riwayat Melahirkan Bayi Besar
Ibu yang pada kehamilan pertama melahirkan Giant Baby berpeluang besar melahirkan anak kedua dengan kondisi yang sama pada kehamilan berikutnya.
Faktor Genetik
Obesitas dan everweight yang dialami ayah-ibu dapat menurun pada bayi
Pengaruh Kecukupan Gizi
Porsi makanan yang dikonsumsi ibu hamil akan berpengaruh terhadap bobot janin. Asupan gizi yang berlebih bisa mengakibatkan bayi lahir dengan berat diatas rata-rata
Bukan Kehamilan Pertama
Ada kecenderungan berat badan lahir anak kedua dan seterusnya lebih besar dari pada anak pertama.
KARAKTERISTIK
- Mempunyai wajah berubi
- Badan montok dan bengkak
- Kulit kemerahan
- Organ internal membesar (hepatosplenomegali, spenomegali, kardiomegali)
- Lemak tubuh banyak
- Plasenta dan tali pusat lebih besar dari rata-rata
ETIOLOGI
Makrosomia ini
disebabkan oleh terjadinya hiperglikemia pada janin (akibat hiperglikemia ibu)
dan hiperinsulinisme janin yang menyebabkan :
- Timbunan lemak subkutan janin dan glikogen hati bertambah
- Pertambahan ukuran dan berat dari hamper seluruh organ, yang memperlihatkan hipertropf dan hyperplasia seluler
- Hematopiesis ektramedularis khususnya dari hepar yang menyebabkan pertambahan berat badan
- Umumnya bayi dengan makrosomia ini dilahirkan oleh ibu diabetik kelas A, B dan C. Insulin dikatakan merupakan hormon pertumbuhan primer untuk perkembanga intra uterin. Diabetes Maternal mengakibatkan peningkatan kadar asam-asam amino bus plasenta, pancreas janin berespon dengan memproduksi insulin untuk disesuaikan dengan sediaan bahan baker akselerasi sintesis protein yang diakibatkan bersama dengan penyimpanan glikogen dan lemak berlebih bertanggung jawab terhadap terjadinya makrosomia yang khas pada kehamilan diabetik.
TANDA DAN GEJALA
- Berat badan
lebih dari 4000 gram pada saat lahir
- Wajah
menggembung, pletoris (wajah tomat)
- Besar untuk
usia gestasi
- Riwayat
intrauterus dari ibu diabetes dan polihidramnion.
PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
- Pemantauan
glukosa darah, kimia darah, analisa gas darah
- Hemoglobin
(hb), hematokrit (ht)
KOMPLIKASI
1.
Hepoglikemia
Istilah hepoglikemia
digunakan bila kadar gula darah bayi secara bermakna dibawah kadar rata-rata.
Dikatakan hepoglikemia bila kadar glukosa darah kurang dari 30 mg/dl pada semua
neonatus tanpa menilai masa gestasi atau ada tidaknya gejala hepoglikemia.
Umumnya hepoglikemia terjadi pada neonatus umur 1 – 2 jam. Hal ini disebabkan
oleh karena bayi tidak mendapatkan lagi glukosa dari ibu, sedangkan insulin
plasma masih tinggi dengan kadar glukosa darah yang menurun.
Bayi menderita
hipokalsemia bika kadar kalsium dalam serum kurang dari 7 mg/dl (dengan/tanpa
gejala), atau kadar kalsium 10 n kurang dari 3 mg/dl. Kejadiannya adalah
kira-kira 50% pada BIDM beratnya hipokalsemia berhubungan dengan beratnya
diabetes ibu dan berkurangnya fungs kelenar paranoid kadar kalsium terendah
terjadi pada umur 24-72 jam.
Penyebab polestemia
kurang jelas akan tetapi mungkin disebabkan oleh meningkatnya produksi sel
darah merah yang sekunder disebabkan oleh hipoksia intra uterin kronik pada ibu
dengan penyakit vaskuler dan oleh transfusi plasenta intra uterin akibat
hipoksia akut pada persalinan atau kelahiran.
Dengan adanya
polisetemia akan menyebabkan hiperviskositas darah dan akan merusak sirkulasi
darah. Selain itu peningkatan sel darah yang akan dihemolisis ini meningkatkan
beban hederobin potensial heperbilirubinemia.
bayi makrosomia
dapat menderita fraktur klavikula, laserasi limpa atau hati cedera flesus
brakial, palsi fasial, cedera saraf frenik atau hemoragi subdural.
PENATALAKSANAAN
Tanpa memandang besarnya semua bayi dari ibu diabetes sejak semula harus mendapat pengamatan dan perawatan yang intensif, adar gula darah pada bayi harus ditentukan pada 1 jam post partum dan kemudian setiap 6 – 8 jam berikutnya, jika secara klinis baik dan kadar gula darahnya normal. Mula-mula diberikan makanan oral/sonde air glukosa 5% dilanjutkan dengan ASI.air susu formula yang dimulai pada umur 2 – 3 jam dan diteruskan dengan interval makanan oral. Pemberian makanan harus dihentikan dan glukosa di berikan dengan infus intravena perifer pada kecepatan 4 – 8 mg/kg BB/menit untuk mengatasi.
Tanpa memandang besarnya semua bayi dari ibu diabetes sejak semula harus mendapat pengamatan dan perawatan yang intensif, adar gula darah pada bayi harus ditentukan pada 1 jam post partum dan kemudian setiap 6 – 8 jam berikutnya, jika secara klinis baik dan kadar gula darahnya normal. Mula-mula diberikan makanan oral/sonde air glukosa 5% dilanjutkan dengan ASI.air susu formula yang dimulai pada umur 2 – 3 jam dan diteruskan dengan interval makanan oral. Pemberian makanan harus dihentikan dan glukosa di berikan dengan infus intravena perifer pada kecepatan 4 – 8 mg/kg BB/menit untuk mengatasi.
1. Hipoglikemia
Tujuan utama
pengobatan hipoglikemia adalah agar kadar glukosa serum tetap normal pada kasus hipoglikemia tanpa gejala lakukan tindakan berikut :
- Apabila kadar glukosa 25 mg/dl maka bayi diberikan dengan dextrosix larutan glukosa sebanyak 6 mg/kg BB/menit dan kemudian diperiksa tiap 1 jam hingga normal dan stabil.
- Bila doxtrosix menunjukkan hasil 25 – 46 mg/dl dan bayi tidak tampak sakit maka diberi minum glukosa 5% lalu diperiksa tiap jam hingga stabil. Pada kasus hipoglikemia dengan gejala diberikan larutan glukosa 10% sebanyak 2 – 4 ml/kg BB intra vena selama 2 – 3 menit hingga kadae glukosa stabil.
2. Hipokalsemia
Hipokalsemia dengan
kejang harus diobati dengan larutan kalsium glukonat 10% sebanyak 0.2 – 0.5
ml/kg BB intravena yang harus diperhatikan selama pemberian adalah aritmia
jantung, brakikardi dan ekstravasasi cairan dan alat infuse, kadar kalsium
serum harus dipantau tiap jam.
3. Hiperbilirubinemia
Sejak bayi mulai kurang
kadar bilirubin harys dipantau dengan teliti kalau perlu berikan terapi
sinar/transfuse tukar darah.
4. Polisitemia
Dicoba dengan
penambahan pemberian minum sebanyak 20 – 40 ml/kg BB/ hari disamping itu
dipantau Hb darah tiap 6 – 12 jam tanpa gejala, bila dengan gejala seperti
gangguan nafas jantung atau kelainan neurologik harus dilakukan transfuse tukar
parsial dengan plasma beku segar.
PENATALAKSANAAN MEDIS
Pemeriksaan
klinik dan ultrasonografi yang seksama terhadap janin yang sedang tumbuh, disertai
dengan faktor-faktor yang diketahui merupakan predisposisi terhadap makrosomia
(bayi besar) memungkinkan dilakukannya sejumlah kontrol terhadap pertumbuhan
yang berlebihan seperti :
- Pemantauan glukosa darah
- 45 gr% dua kali berturut-turut.³(pada saat datang atau umur 3 jam, kemudian tiap 6 jam sampai 24 jam atau bila kadar glukosa
- Pemantauan elektrolit
- Pemberian glukosa parenteral sesuai indikasi
- Bolus glukosa parenteral sesuai indikasi
- Hidrokortison 5 mg/kg/hari im dalam dua dosis bila pemberian glukosa parenteral tidak efektif.
- Jika dijumpai diagnosis makrosomia, maka bidan harus segera membuat rencana asuhan atau perawatan untuk segera diimplementasikan, tindakan tersebut adalah merujuk klien. Alasan dilakukannya rujukan adalah untuk mengantisipasi adanya masalah-masalah terhadap janin dan juga ibunya.
- Resiko dari trauma lahir yang tinggi jika bayi lebih besar dibandingkan panggul ibunya perdarahan intrakranial.
- Distosia bahu
- Ruptur uteri
- Robekan perineum
- Fraktur anggota gerak
No comments:
Post a Comment