Monday 27 October 2014

Anak Dengan Seborrhoe (Kelenjar Keju)




http://1.bp.blogspot.com/-514r2P8WADU/UnIgMckYQHI/AAAAAAAAAw4/2HHaZW8Adns/s1600/seborheaaa.jpg



Pengertian
Seborrhoe adalah gangguan faktor palit (sebum) secara berlebihan dari kelenjar-kelenjar kulit membentuk sisik-sisik putih kekuningan atau sumbatan berupa keju pada tubuh. (Kamus Pintar Biologis 2005) 

 http://www.dietrendahkalori.com/wp-content/uploads/2013/09/cradle-cap-pada-wajah-bayi.jpg



Etiologi
Etiologi Dermatitis Seboroik masih belum jelas, meskipun demikian dapat disebabkan oleh berbagai macam faktor antara lain :
1.   Faktor Hormonal
Keterlibatan  faktor hormonal dapat menjelaskan kenapa kondisi ini dapat mengenai bayi, menghilang secara spontan dan kemudian kembali muncul setelah puberitas. Pada bayi dijumpai kadar hormon transpian serta meninggi beberapa bulan setelah lahir dan penyakitnya akan membuka bila kadar hormon ini menurun.

2.   Faktor Infeksi Jamur
Faktor lain yang berperan adalah terjadinya Dermatitis Seborrhoe berkaitan dengan Proliterasi Spesies yang ditemukan di kulit sebagai flora normal. Ragi genus ini dominan dan ditemukan pada daerah seboroik tubuh yang mengandung banyak Lipid Sebasea. Misalnya kepala, tubuh, punggung.

3.   Kekurangan Nutrisi
Seborrhoe juga dicurigai berhubungan dengan kekurangan nutrisi, tetapi belum ada yang menyatakan alasan kenapa hal ini terjadi. Pada gangguan system saraf pusat (parkinson, Cranial-nerve Palsier, Majorturneal Paralyses)  juga cenderung berkembang. Menurut Johnson (2000) terjadinya Dermatitis Seborrhor pada penderita tersebut akibat peningkatan timbunan sebum dapat menjadi tempat berkembangnya Provale sehingga menginduksi Dermatitis Seborrhoe.

4.   Faktor Genetik dan Lingkungan
Faktor genetik dan lingkungan dapat merupakan predisposisi pada populasi tertentu, seperti penyakit komorbid, untuk berkembangnya penyakit Seboroik. Meskipun Dermatitis Seborrhoe hanya terdapat pada 3% populasi, tetapi insiden pada penderita AIDS dapat mencapai 85%.




Macam-macam Seborrhoe Menurut Daerah Lesinya
1.   Seborrhoe Kepala 
Pada daerah berambut dijumpai skoama yang berminyak dengan warna kekuning-kuningan. Sehingga rambut saling melekat kadang-kadang dijumpai KRUSTA yang disebut PITYRIASIS OLEOSA (Pityriasis Steatoides). Kadang-kadang skoamanya kering dan berlapis-lapis serta sering lepas sendiri disebut PITYRIASIS SIKA (ketombe) gejala :
-        Rasa gatal di kulit kepala disertai ketombe
-        Jika mengira sebab dari kepala yang kering dan disertai penurunan frekuensi pemakaian shampo, menyebabkan akumulasi lebih lanjut. Inflamasi akhirnya terjadi dan kemudian gejala makin memburuk
-        Rambut rontok disertai alopesia dan rasa gatal
-        Timbulnya Korona Seborrhoe merupakan meluasnya lesi yang dapat sampai di dahi
-        Dermatitis Seborrhoe yang terjadi pada kepala bayi disebut “Credle Cap”
-        Sensasi terbakar pada wajah yang terkena (pada orang dengan kumis dan jenggot)
-     Dermatitis Seborrhoe menjadi tebal, kuning dan berminyak dan terkadang infeksi bakteri

2.      Seborrhode Muka 
Pada daerah mulut Seborrhoe Aulkus Nasola Bialys, dagu, dll. Terhadap MUKOLA ERITAMA daerah berambut (dagu dan di atas bibir dapat terjadi follikulitis). Hal ini sering terjadi atau dijumpai pada laki-laki yang sering mencukur jenggot dan kumisnya. Seborrhoe muka di daerah jenggot disebut Sikosis Barbe.

3.      Seborrhoe Badan dan Sela-sela
Jenis ini mengenai daerah Prestenal Interskapeila, ketiak, inframama, umbilicus, krural (lipatan paha, perinium). Dijumpai ruam berbentuk macula eritema yang pada permukaannya ada skuama berminyak berwarna kuning-kekuningan. Pada daerah badan lesinya bisa berbentuk seperti lingkaran dengan penyembuhan sentral. Di daerah intertrigo, kadang-kadang bisa timbul fisura sehingga menyebabkan infeksi sekunder.

Diagnosa

 Anamnesis
Bentuk yang banyak dikenal dan dikeluhkan pasien (ibu pasien) adalah ketombe. Walaupun demikian masih terdapat kontroversi para ahli, sebagian menganggap ketombe adalah bentuk Dermatitis Seborrhoe ringan tetapi sebagian berpendapat lain. 

Pemeriksaan Fisik 
Secara klinis kelainan ditandai dengan eritema dan skuama yang berbatas relative tegas. Skuama dapat kering, halus berwarna putih sampai berminyak kekuningan, umunya tidak disertai rasa gatal. Kulit kepala tampak skuama patah ringan sampai dengan menyebar, tebal, krusta keras. Bentuk plak jarang. Dari kulit Dermatitis Seborrhoe dapat menyebar ke kulit dahi belakang leher dan belakang telinga. Distribusi mengikuti daerah rambut pada kulit dan kepala seperti kulit kepala, dahi, alis, lipatan nasolabial, dan belakang telinga. Perluasan ke daerah submental dapat terjadi.

Histologi
Pemeriksaan histologi pada Dermatitis Seborrhoe tidak spesifik dapat ditemukan hyperkeratosis, akantosis, spongiosis fokal dan paraketatosis. Biopsy kulit dapat efektif membedakan Dermatitis dengan penyakit sejenis.



Diagnosis Banding
  1. Dermatitis Apotik : Dermatitis Apotik pada dewasa tampak pada fossa antecutabital danpoplotae. Bayi dapat menderita Dermatitis Atopi prediksi terutama pada bagian tubuh tertentu, tetapi pada bayi memiliki ciri-ciri axillary patehes, kurang oozing dan weeping dan kurang gatal 
  2. Kandisiasis : Pada pemeriksaan histologi kandidiasis menghasilkan psedohipa 
  3. Psoriasis : Pada Psoriasis dijumpai skuama yang lebih tebal, kasar, berlapis-lapis, putih seperti mutiara dan tidak berminyak. Pitting nail atau onycholisis distal dapat untuk membentuk membedakan 
  4. Pitiariasis Rosasea : Pitiriasis Rosasea dapat terjadi eritema pada wajah menyerupai Dermatitis Seborrhoe. Cenderung melibatkan daerah sentral wajah-wajah tetapi dapat juga hanya pada dahi. Skuamanya halus dan tidak berminyak. Sumbu panjang lesi sejajar dengan garis kulit
Linea : Pada Linea Kapitis dijumpai alopessia, kadang-kadang dijumpai kerion. Pada tinja kapitis dan tinekmris eritema lebih menonjol di pinggir dan pinggirnya lebih aktif dibandingkan tengahnya (Hrahap 2000)



Penatalaksanaan
1.   Merawat Rambut Agar Sehat
Menjaga kebersihan rambut bayi dengan mengeramasinya. Lakukan itu 2-4 kali dalam seminggu. Gunakan produk shampo yang sesuai dengan jenis rambut bayi. Jangan mudah mengganti produk shampo. Dan perhatikan pula keamanan. Bersihkan pola kulit kepala yang mana mungkin terdapat kerak-kerak. Bila bayi beratnya di bawah 2.500 gram sebaiknya gunakan waslap. Pemotong rambut perlu dilakukan untuk menjaga kebersihan kepala bayi.
2.   Umumnya anak yang berbakat atopik di kepala akan mengalami “ketombe” yang lebih parah pada cuaca panas, karena aktivitas kelenjar andregennya meningkat, dapat dilakukan usaha, misal : memakai payung bila keluar rumah, menghindari ruangan pengap, menghindari baju tebal dan bisa menyediakan ruangan ber-AC untuk anak.
3. Sebaiknya jangan mengangkat sisik di kepala anak sebelum ada perintah dokter. Dikhawatirkan akan terjadi infeksi, karena alat-alat perawatan tidak steril. Biasanya dokter akan memberikan obat dengan mencampur minyak guna mengenai kulit kepala.
4. Menggunakan shampo untuk membersihakn kotoran kulit kepala yang betul-betul diperuntukkan bagi anak, karena shampo untuk dewasa umumnya mengandung SULFAKTAN, bahan pewangi, pengawet dsb. yang bisa mengeritasi kulit bayi dan anak.
5.   Bila tanpa shampo tidak ada kelainan yang muncul, lebih baik gunakan air bersih saja ketika menyuci kulit kepala. Frekuensi yang dianjurkan untuk pemakian shampo adalah 2-3 kali.
6. Banyak anak aktif diluar rumah sehingga badan berkeringat dan bau. Maka anak memerlukan shampo yang mengandung jenis mild.
7.    Ketombe yang disebabkan jamur dilakukan penanganan mengontrol populasi jamur dengan mencuci rambut anak setiap hari dan pijat kepala dengan shampo secara perlahan yang akan mengurangi jamur lewat serpihan kulit kepala ‘yang lepas.
8.     Pada kasus infeksi atau RINGWORM, pengobatan tidak selalu harus dilakukan oleh dokter, bisa juga diberi obat anti jamur yang dapat dibeli di apotik. Misal : produk-produk yang mengandung 2 % clotrimezol.
9.    Membiasakan mencuci tangan sesudah menyentuh kulit kepala anak yang terkena infeksi guna menghindari penularan lebih lanjut
 




Pengobatan Tropical Bila Terjadi Infeksi
Bila terjadi infeksi sekunder dan eksudatif harus dikompres dulu dengan larutan kalium permanganate 1 : 5000 kemudian diberikan krim yang mengandung asam satisilat (2%) sulfur presipitatus (4%), viofarm (3%) dan hidrokartison (vi-1%). Noemisin dan basitrasin ditambahkan bila ada infeksi ekunder pada aderah kepala dianjurkan penggunaan shampo yang tidak berbusa 2-3 kali seminggu dan memakai krim yang mengandung selenium sulfide atau Hg presipitrates albus 2%.



http://4.bp.blogspot.com/-PRLdilZt8oQ/UXpEsWH-HEI/AAAAAAAAAuM/2okCod3E4qo/s320/kulit+kencang.jpg

No comments:

Post a Comment