Thursday, 17 October 2013

TBC (Tuberculosis) Pada Anak



PENGERTIAN
TBC (Tuberculosis) merupakan penyakit akibat infeksi kuman mycobacterium tuberculosis sistemis sehingga dapat mengenai hampir semua organ tubuh, dengan lokasi terbanyak di paru yang biasanya merupakan lokasi infeksi primer.


KLASIFIKASI TBC PADA ANAK
1. TB Primer
  • Komplek Primer
  • Komplikasi paru dan alat lain (sistemik)
2. TB Post Primer
  • Re infeksi endogen (karena daya tahan tubuh menurun, kuman endogen aktif kembali)
  • Re infeksi eksogen

Sunday, 13 October 2013

KEGAWATAN ANAK SEHARI-HARI

Setiap hari ada 4 anak yang meninggal karena kecelakaan
Kecelakaan merupakan penyebab kematian tersering pada bayi dan anak

Setiap tahun ada 1 dari 6 anak masuk IRD
1 dari 3 pasien yang berobat ke IRD adlah anak-anak
1 dari 6 anak yang dirawat di Rumah Sakit disebabkan karena kecelakaan


SUFOKASI (Mati Lemas) dapat disebabkan karena benda-benda menyumbat jalan nafas sehingga bisa mengalami penderita kekurangan oksigen untuk bernafas.
  • Permainan anak dengan Kantong plastik bekas. Hal ini akan menyebabkan anak mati lemas karena anak akan segera kehabisan oksigen. Bila hal ini terjadi segera lepaskan kantong plastik tersebut. Bila anak tidak bernafas segera berikan nafas buatan.
  • Seringkali anak-anak bermain dekat gorden. Tali gorden yang panjang bisa mengakibatkan anak terjerat dan mati lemas.
  • Jika ada benda masuk hidung. Jangan mencoba mengorek benda tersebut dengan jari. Jungkirkan bayi/anak tersebut dengan memegang kakinya, punggungnya di tepuk-tepuk diantara kedua tulang belikat.

Anak Dengan Campak (Morbili)


Disebut juga Morbili. Campak merupakan penyakit yang sangat menular terutama menyerang anak-anak, walaupun pada beberapa kasus juga dapat menyerang orang dewasa. Pada anak-anak dengan keadaan gizi buruk ditemukan kejadian campak dengan komplikasi yang fatal atau berpotensi menyebabkan kematian. 
Penyakit Campak adalah penyakit menular akut yang disebabkan virus Campak/ Rubella. Campak adalah penyakit infeksi menular yang ditandai dengan 3 stadium, yaitu stadium kataral, stadium erupsi dan stadium konvalesensi. Penularan terjadi secara droplet dan kontak langsung dengan pasien. Virus ini terdapat dalam darah, air seni, dan cairan pada tenggorokan. Itulah yang membuat campak ditularkan melalui pernapasan, percikan cairan hidung ataupun ludah. Campak, measles atau rubeola adalah penyakit virus akut yang disebabkan oleh virus campak. Penyakit ini sangat infeksius, menular sejak awal masa prodromal sampai lebih kurang 4 hari setelah munculnya ruam. Infeksi disebarkan lewat udara (airborne).


PATOFISIOLOGI
Virus campak ditularkan lewat infeksi droplet lewat udara, menempel dan berkembang biak pada epitel nasofaring. Tiga hari setelah invasi, replikasi dan kolonisasi berlanjut pada kelenjar limfe regional dan terjadi viremia yang pertama. Virus menyebar pada semua sistem retikuloendotelial dan menyusul viremia kedua setelah 5-7 hari dari infeksi awal. Adanya giant cells dan proses keradangan merupakan dasar patologik ruam dan infiltrat peribronchial paru. Juga terdapat udema, bendungan dan perdarahan yang tersebar pada otak. Kolonisasi dan penyebaran pada epitel dan kulit menyebabkan batuk, pilek, mata merah (3 C : coryza, cough and conjuctivitis) dan demam yang makin lama makin tinggi. Gejala panas, batuk, pilek makin lama makin berat dan pada hari ke 10 sejak awal infeksi (pada hari penderita kontak dengan sumber infeksi) mulai timbul ruam makulopapuler warna kemerahan.Virus dapat berbiak juga pada susunan saraf pusat dan menimbulkan gejala klinik encefalitis. Setelah masa konvelesen pada turun dan hipervaskularisasi mereda dan menyebabkan ruam menjadi makin gelap, berubah menjadi desquamasi dan hiperpigmentasi. Proses ini disebabkan karena pada awalnya terdapat perdarahan perivaskuler dan infiltrasi limfosit.


PENYEBAB
Campak adalah penyakit yang disebabkan oleh infeksi virus Rubella, oleh karena itu campak juga sering disebut Demam Rubella. Virus penyebab campak ini biasanya hidup pada daerah tenggorokan dan saluran pernapasan. Virus campak dapat hidup dan berkembang biak pada selaput lendir tenggorokan, hidung dan saluran pernapasan. Anak yang terinfeksi oleh virus campak dapat menularkan virus ini kepada lingkungannya, terutama orang-orang yang tinggal serumah dengan penderita. Pada saat anak yang terinfeksi bersin atau batuk, virus juga dibatukkan dan terbawa oleh udara. Anak dan orang lain yang belum mendapatkan imunisasi campak, akan mudah sekali terinfeksi jika menghirup udara pernapasan yang mengandung virus. Penularan virus juga dapat terjadi jika anak memegang atau memasukkan tangannya yang terkontaminasi dengan virus ke dalam hidung atau mulut. Biasanya virus dapat ditularkan 4 hari sebelum ruam timbul sampai 4 hari setelah ruam pertama kali timbul.


GEJALA
  • Panas meningkat dan mencapai puncaknya pada hari ke 4-5, pada saat ruam keluar
  • Coryza yang terjadi sukar dibedakan dengan common cold yang berat. Membaik dengan cepat pada saat panas menurun.
  • Conjunctivitis ditandai dengan mata merah pada conjunctiva disertai dengan keradangan
  • Cough merupakan akibat keradangan pada epitel saluran nafas, mencapai puncak pada saat erupsi dan menghilang setelah beberapa minggu.
  • Munculnya Koplik’s spot umumnya pada sekitar 2 hari sebelum munculnya ruam (hari ke 3-4) dan cepat menghilang setelah beberapa jam atau hari. Koplik’s spot adalah sekumpulan noktah putih pada daerah epitel bucal yang merah (a grain of salt in the sea of red), yang merupakan tanda klinik yang patognomonik untuk campak.
  • Ruam makulopapular semula bewarna kemerahan. Ruam ini muncul pertama pada daerah batas rambut dan dahi, serta belakang telinga, menyebar ke arah perifer sampai pada kaki. Ruam umumnya saling rengkuh sehingga pada muka dan dada menjadi confluent. Ruam ini membedakan dengan rubella yang ruamnya discrete dan tidak mengalami desquamasi. Telapak tangan dan kaki tidak mengalami desquamasi.


PEMERIKSAAN PENUNJANG
Darah tepi : jumlah leukosit normal atau meningkat apabila ada komplikasi infeksi bakteri
Pemeriksaan antibodi IgM anti campak
Pemeriksaan untuk komplikasi :
  •  Ensefalopati/ensefalitis : dilakukan pemeriksaan cairan serebrospinalis, kadar elektrolit darah dan analisis gas darah
  • Enteritis : feses lengkap
  • Bronkopneumonia : dilakukan pemeriksaan foto dada dan analisis gas darah.


KOMPLIKASI
Pada anak yang sehat dan gizinya cukup, campak jarang berakibat serius. Namun komplikasi dapat terjadi karena penurunan kekebalan tubuh sebagai akibat penyakit Campak. Beberapa komplikasi yang bisa menyertai campak :

  •  Infeksi bakteri : Pneumonia dan Infeksi telinga tengah
  • Kadang terjadi trombositopenia (penurunan jumlah trombosit), sehingga penderta
  • Mudah memar dan mudah mengalami perdarahan
  • Ensefalitis (radang otak) terjadi pada 1 dari 1,000-2.000 kasus.
  • Bronkopnemonia (infeksi saluran napas).
  • Otitis Media (infeksi telinga)
  •  Laringitis (infeksi laring)
  • Kejang demam (step)
  • Campak menjadi berat pada pasien dengan gizi buruk dan anak yang lebih kecil
  • Diare dapat diikuti dehidrasi
  • Otitis media
  • Laringotrakeobronkitis (croup)
  • Ensefalitis akut
  • Reaktifasi tuberkulosis
  • Malnutrisi pasca serangan campak
  • Subacute sclerosing panencephalitis (SSPE), suatu proses degeneratif susunan syaraf pusat dengan gejala karakteristik terjadi deteriorisasi tingkah laku dan intelektual, diikuti kejang. Disebabkan oleh infeksi virus yang menetap, timbul beberapa tahun setelah infeksi merupakan salah satu komplikasi campak onset lambat.



PENATALAKSANAAN
Pengobatan bersifat suportif, terdiri dari :
  •  Pemberian cairan yang cukup
  • Kalori yang sesuai dan jenis makanan yang disesuaikan dengan tingkat kesadaran dan adanya komplikasi 
  • Suplemen nutrisi
  • Antibiotik diberikan apabila terjadi infeksi sekunder
  • Anti konvulsi apabila terjadi kejang
  • Pemberian vitamin A.
Indikasi rawat inap : hiperpireksia (suhu > 39,00 C), dehidrasi, kejang, asupan oral sulit, atau adanya komplikasi.
Campak tanpa komplikasi :
  • Hindari penularan
  • Tirah baring di tempat tidur
  • Vitamin A 100.000 IU, apabila disetai malnutrisi dilanjutkan 1500 IU tiap hari
  • Diet makanan cukup cairan, kalori yang memadai. Jenis makanan disesuaikan dengan tingkat kesadaran pasien dan ada tidaknya komplikasi.
Campak dengan komplikasi :
Ensefalopati/ensefalitis
  • Antibiotika bila diperlukan, antivirus dan lainya sesuai dengan PDT ensefalitis
  • Kortikosteroid, bila diperlukan sesuai dengan PDT ensefalitis
  • Kebutuhan jumlah cairan disesuaikan dengan kebutuhan serta koreksi terhadap gangguan elektrolit
Bronkopneumonia :
  • Antibiotika sesuai dengan PDT pneumonia
  • Oksigen nasal atau dengan masker
  • Koreksi gangguan keseimbangan asam-basa, gas darah dn elektrolit
Enteritis : koreksi dehidrasi sesuai derajat dehidrasi (lihat Bab enteritis dehidrasi). Pada kasus campak dengan komplikasi bronkhopneumonia dan gizi kurang perlu dipantau terhadap adanya infeksi TB laten. Pantau gejala klinis serta lakukan uji Tuberkulin setelah 1-3 bulan penyembuhan. Pantau keadaan gizi untuk gizi kurang/buruk.


PENGOBATAN
Campak tanpa Penyulit, cukup dengan :
  • Rawat jalan
  • Cukup mengkonsumsi cairan dan kalori
Morbili atau campak merupakan suatu penyakit self-limiting, sehingga pengobatannya hanya bersifat symtomatik, yaitu : memperbaiki keadaan umum, antipiretik bila suhu tinggi parasetamol 7,5–10 mg/kg BB/kali, interval 6-8 jam – ekspektoran : gliseril guaiakolat anak 6-12 tahun : 50–100 mg tiap 2-6 jam, dosis maksimum 600 mg/hari. – Antitusif perlu diberikan bila batuknya hebat/mengganggu, narcotic antitussive (codein) tidak boleh digunakan. – Mukolitik bila perlu–Vitamin terutama vitamin A dan C. Vitamin A pada stadium kataral sangat bermanfaat. Antibiotic diberikan bila ada infeksi sekunder.
Kortikosteroid dosis tinggi biasanya diberikan kepada penderita morbili yang mengalami ensefalitis, yaitu:
  • Hidrokostison 100 – 200 mg/hari selama 3 – 4 hari.
  • Prednison 2 mg/kgBB/hari untuk jangka waktu 1 minggu.
Campak dengan Penyulit :
  •  Menyingkirkan komplikasi
  • Mengobati komplikasi bila ada
  • Merujuk ke rumah sakit bila perlu


PENCEGAHAN
Cara yang paling efektif untuk mencegah anak dari penyakit campak adalah dengan memberikan imunisasi campak. Jika setelah mendapat imunisasi, anak terserang campak, maka perjalanan penyakit akan jauh lebih ringan. Imunisasi campak untuk bayi diberikan pada umur 9 bulan. Bisa pula imunisasi campuran, misalnya MMR (measles-mump-rubella), biasanya diberikan pada usia 12-15 bulan, dosis kedua diberikan pada usia 4-6 tahun. Disuntikkan pada otot paha atau lengan atas
Selalu menjaga kebersihan dengan selalu mencuci tangan anak sebelum makan. Jika anak belum waktunya menerima imunisasi campak, atau karena hal tertentu dokter menunda pemberian imunisasi campak (MMR), sebaiknya anak tidak berdekatan dengan anak lain atau orang lain yang sedang demam.

Friday, 11 October 2013

PRINSIP PENANGANAN BAHAYA

5 JANGAN MENGHADAPI MASALAH :
  1. Jangan Panik
  2. Jangan Emosional
  3. Jangan Tergesa-gesa
  4. Jangan Mendramatisasi
  5. Jangan Putus asa
Pertolongan pertama merupakan tindakan sementara pada seseorang yang mengalami kecelakaan atau sakit mendadak sebelum pertolongan dokter dapat diberikan atau dilakukan.


Tujuan utama :
  1. Mempertahankan penderita tetap hidup
  2. Membuat keadaan penderita tetap stabil
  3. Mencegah memburuknya keadaan penderita
  4. Mengurangi rasa nyeri, ketidaknyamanan dan rasa nyeri
  5. Mempercepat kesembuhan penderita

Prinsip Utama 
  1. Cermat : tenang dan tidak panik
  2. Cepat : tidak tertundah dan hati-hati
  3. Tepat : cara yang diterapkan tidak menyimpang dari kaidah P3K
Semua tindakan yang harus segera dilakukan dan bertujuan untuk menghentikan proses yang menuju kematian.


Langkah-langkah :
  1. Segera menilai kondisi tempat kejadian : aman bagi penolong
  2. Segera menilai kondisi korban sadar atau koma, nafas teratur atau tidak, syok atau tidak
  3. Segera minta bantuan, segera melibatkan ambulan, dokter, petugas kesehatan

Kriteria :
  • Gawat : keadaan karna cedera yang mengancam nyawa pasien
  • Darurat : keadaan karna cedera membutuhkan pertolongan segera
  • Gawat darurat : mengancam nyawa pasien dan membutuhkan pertolongan segera


Prioritas pertolongan pertama kondisi gawat darurat 

A B C
AIRWAY : Bebaskan jalan nafas
BREATHING : Beri nafas bantuan (Oksigen)
CIRCULATION : Pijat jantung dan posisi shock


Tuesday, 8 October 2013

Sariawan (Stomatitis) Pada Anak

PENGERTIAN


Sariawan (Stomatitis) merupakan radang yang terjadi pada mukosa mulut, biasanya berupa bercak putih kekuningan, bercak itu biasanya berupa bercak tunggal maupun berkelompok. Sariawan dapat menyerang selaput lendir pipi bagian dalam, bibir bagian dalam lidah serta langit-langit dalam rongga mulut. Meskipun tidak bahaya sariawan dapat mengganggu. Hal ini biasanya dijumpai pada bayi dan anak-anak kecil yang minum susu dengan botol (dot) atau anak kecil yang menghisap dot keriput (fospean) yang tidak diperhatikan kebersihannya. Misalnya dot tersebut tidak pernah direbus sehingga bakteri berkembang biak. (Asuhan Kesehatan Anak dalam konteks keluarga : 1993) 

Sariawan dapat mengenai beberapa bayi serentak, misalnya bayi baru lahir tidak cukup dot (Beberapa dot untuk bayi) walaupun cukup tapi kurang diperhatikan kesterilannya ataupun kebersihannya setiap akan dipakai, sariawan dapat disebabkan oleh kondisi mulut itu sendiri. Seperti kebersihan mulut yang buruk luka pada mulut karena makanan dan minuman yang terlalu panas dan kondisi tubuh yang mengalami alergi atau infeksi.  


LOKASI SARIAWAN


http://sariawan.org/wp-content/uploads/2012/07/sariawan-1.png

Ruam Popok (Diapher Rash) Pada Bayi



PENGERTIAN :
Ruam Popok (Diapher Rash) merupakan bintik merah pada kelamin dan bokong pada bayi yang mengenakan pampers yang disebabkan oleh gesekan-gesekan kulit dengan pampers atau popok.
salah satu penyakit kulit yang kerap menimpa bayi dan balita adalah eksim popok (Diapher Rash). Penyakit ini disebabkan karna belum sempurnanya fungsi kulit bayi. Akibatnya sekitar 50% bayi yang menggunakan pampers atau popok menderita eksim popok dan kebanyakan penderitanya adalah bayi yang berusia 3-12 bulan.

 http://clodiceria.com/wp-content/uploads/2011/08/diaper-rash.jpg


PENYEBAB TERJADINYA RUAM POPOK :
  1. Pemakaian popok, pemakaian popok modern dengan kulit anak.
  2. Kontak yang terlalu lama antara kulit dengan urin/kotoran bayi di dalam popok yang telah kotor.
  3. Popok yang menjadi lembab karena bayi berulang kali membuat urin atau feses.
Jika bakteri yang terdapat pada feses bercampur dengan urin, maka kandungan kimia yang terdapat dalam urin akan membentuk amonia, yang bereaksi mengiritasi kulit bayi.
 
GEJALA ATAU TANDA RUAM POPOK :
  • Pada tahap dini, ruam tersebut berupa kemerahan di kulit pada daerah popok yang sifatnya terbatas disertai lecet-lecet ringan atau luka pada kulit.
  • Pada derajat sedang berupa kemerahan dengan atau tanpa adanya bintil-bintil yang tersusun seperti satelit, disertai dengan lecet-lecet pada permukaan luas. Biasanya disertai rasa nyeri dan tidak nyaman
  • Pada kondisi yang parah ditemukan kemerahan yang disertai bintil-bintil, bernanah dan meliputi daerah kulit yang luas.
  • Bayi atau anak dengan kelainan itu dapat menjadi rewel akibat adanya rasa nyeri, terutama pada waktu buang air kecil atau besar.


CARA UNTUK TERHINDAR DARI RUAM POPOK
  • Dengan cara menganginkan pantat bayi lebih lama sebagai salah satu tindakan pencegahan.
  • Popok harus sering diganti, mencegah pemaparan kulit krim sena dan minyak kastol 0,5-1%.
  • Gunakan sabun bila bayi buang air besar. Setelah itu, keringkan kulit dengan handuk lembut, beri bedak dan popok bisa pasang lagi.


UNTUK MENCEGAH RUAM POPOK
  • Mengganti popok bayi anda kotor atau popok basah sesegera mungkin
  • Sesekali rendam pantat bayi anda antara perubahan popok dengan air hangat dengan menjalankan air keran di atasnya atau dengan menyemprotkan dengan botol air
  • Memungkinkan kulit bayi anda benar-benar kering sebelum anda memakai popok lain
  • Menepuk-nepuk kulit dengan lembut dengan kain lembut ketika pengeringan itu gosok dapat menyebabkan iritasi
  • Meletakkan popok yang longgar untuk mencegah radang 

Jika Anda menggunakan popok kain, bilas beberapa kali setelah mencuci untuk menghilangkan jejak sabun atau deterjen yang dapat mengiritasi kulit bayi Anda. Hindari menggunakan pelembut kain dan lembar pengering – bahkan ini dapat mengiritasi kulit.

FAKTOR RESIKO :
Sejumlah penyebab yang sifatnya kompleks menjadi pemicu timbulnya eksim popok (Diapher Rush). Beberapa faktor penyebab yang diidentifikasi dan berperan menimbulkan ruam popok antara lain faktor fisik, kimiawi, enzimnya dan mikroba. Menurutnya, kombinasi berbagai tersebut menjadi penyebab utama terjadinya ruam popok pada kulit bayi yang masih peka. 
Beberapa faktor tersebut berasal dari sejumlah hal yaitu :
  1. Pemakaian popok, pemakaian popok modern dengan kulit anak. Kotoran pantat dan cairan yang bercampur menghasilkan zat yang menyebabkan peningkatan PH (derajat kesamaan) kulit dan enzim dalam kotoran. Tingkat kesamaan kulit yang tinggi ini membuat kulit lebih peka, sehingga memudahkan terjadinya iritasi kulit.
  2. Pemberian susu formula ternyata juga memungkinkan bayi anda mengalami masalah ruam popok lebih besar dibandingkan dengan ASI (air susu ibu) pada urin atau kotorannya bayi anda. Ruam popok dapat disebabkan oleh adanya riwayat alergi karena keturunan.


PENANGANAN RUAM POPOK
1.   Bersihkan segera bagian yang tertutup popok setiap kali bayi kencing / mengeluarkan kotoran dengan air sabun.
2.      Bilas dan keringkan.
3.      Disarankan untuk sering mengganti popok bayi
4.      Oleskan krem pelindung sebanyak-banyaknya.
5.      Buka popok bayi sesering mungkin sampai kulit sembuh sekitar satu minggu.
6.      Paparan udara langsung akan membantu mengeringkan dan menyembuhkan kulit
7.   Daerah yang terkena diaper rush, tidak boleh terkena air dan harus dibiarkan terbuka dan tetap kering
8.      Untuk membersihkan kulit yang iritasi dan menggunakan kapas yang mengandung minyak.
9.      Segera dibersihkan dan dikeringkan bila anak kencing atau berak.
10.  Posisi tidur anak diatur supaya tidak menekan kulit/daerah yang iritasi.
11.  Usaha memberikan makanan TKTP
12.  Memperhatikan kebersihan kulit dan membersihkan kulit secara keseluruhan
13.  Memelihara kebersihan pakaian dan alat-alatnya.
14.  Pakaian/celana yang basah oleh air kencing harus direndam di dalam air di campur acidum boricun.
15.  Tinja pada kulitnya, karena itu popok modern (popok) lebih baik dipakai secara bergantian dengan popok tradisional. Dengan demikian kulit bayi dapat diistirahatkan dari bersinggungan secara ketat dengan urin atau tinja.
16.  Kecil kemerahan, lecet, dan kulit tampak merah dan basah. Ini karena urin dan tajam, terutama pada bayi atau anak yang mempunyai riwayat alergi pada keluarga. Iritasi memudahkan terjadinya infeksi bakteri/jamur.