Friday, 4 October 2013

MUNTAH (VOMITING) PADA ANAK DAN BAYI



Pengertian
Muntah (Vomiting) merupakan keluarnya sebagian isi cairan atau seluruh isi lambung yang terjadi setelah agak lama makanan masuk ke dalam isi lambung ( Sumber : ilmu kesehatan anak buku kuliah 1). 
Muntah pada bayi dan anak dapat terjadi secara regurgitasi dari isi lambung sebagai akibat refluks gastroesofageal atau dengan menimbulkan refleks emetik yang menyebabkan mual, kontraksi dari diafragma, interkostal, dan otot abdomen anterior serta ekspulsi dengan kekuatan isi lambung.



https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjv7aElnH_BsI1k91Gj2b6f9fUFWOTxOcHUNJ_Tcx2dbGOcyx_hZOsIHoqPk4diV0Upsde0-P43tdFYOp68huBCPeRhPpZA_3jdSEi7wZ6fr-Yl9DioTnEhzY8jRbNR-XDIVQWH7AvGi-qn/s320/Anak+Muntah.jpg


Patofisiologi
Muntah merupakan proses refleks dengan tingkat koordinasi yang tinggi dan dimulai dengan retching. Diafragma yang turun dengan kuat dan konstriksi dari otot perut dengan relaksasi dari kardia lambung secara aktif memaksa isi lambung bergerak kembali ke esofagus. Proses ini dikoordinasikan dalam pusat muntah medula yang dipengaruhi secara langsung oleh inervasi aferen dan secara tidak langsung oleh chemoreceptor trigger zone dan sistem saraf pusat. 



Komplikasi Muntah.
Komplikasi metabolik 
Dehidrasi, alkalosis, kekacauan elektrolit, deplesi kalium, natrium. Dehidrasi terjadi sebagai akibat dari hilangnya cairan lewat mutah atau masukan yang kurang oleh karena selalu mutah. Alkalosis sebagai akibat dari hilangnya asam lambung, hal ini diperberat oleh masuknya ion hydrogen kedalam sel karena defisiensi kalium dan berkurangnya natrium ekstraseluler. Kalium dapat hilang bersama bahan mutahan dan keluarnya lewat ginjal. Karena alkalosis kalium bersama-sama bikarbonat keluar lewat ginjal. Demikian juga natrium dapat hilang lewat mutah dan urine. Dalamkeadaan alkalosis yang berat PH urine dapat 7 atau 8 kadar natrium dan kalium urine tinggi walaupun terjadi deplesi Natrium dan Kalium.

Komplikasi nutrisi 
Penurunan berat badan dan gangguan pertumbuhan sebagai akibat dari mutah kronik, hal ini perlu diperhatikan pada saat melakukan terapi.

Mallory Weiss Syndrome
Adalah laserasi linier pada mukosa perbatasan esofagus dan lambung. Hal ini biasanya terjadi mutah hebat berlangsung lama. Pada pemeriksaan endoskopi akan ditemukan kemerahan pada mukosa esofagus bagian bawah daerah LES. Dalam waktusingkat akan sembuh. Bila anemia terjadi oleh karena perdarahan yang hebat perlu dilakukan transfusi darah.

Peptic Esophagitis  
Akibat refluk yang berkepanjangan pada mutah kronik menyebabkan iritasi mujkosa esofagus oleh asam lambung, antasida atau histamin receptor blocker dapat menyembuhkan.

 

Pengobatan.
Pengobatan mutah ditujukan pada penyebab spesifik mutah yang dapat diidentifikasi. Penggunaan antiemetik pada bayi dan anak tanpa mengetahui penyebab yang jelas tidak dianjurkan. Bahkan kontraindikasi pada bayi dan anak dengan gastroenteritis sekunder atau kelainan anatomis gastrointestinal tract yang merupakan kasus bedah misalnya, hiperthrophic pyoric stenosis (HPS), appendiciyis, batu ginjal, obstruksi usus, tekanan intrakranial yang meningkat. Hanya pada keadaan tertentu antiemetik dapat digunakan dan mungkin efektif, misalnya pada mabuk (motion sickness), nausea dan mutah pasca operasi, khemoterapi kanker, cyclic vomiting, gastroparesis, dan gangguan motilitas gastrointestinal.Obata-obatan antiemetik termasuk prokinetik, metoklopramide, domperidome, cisapride, dan bethanechol. Metoklopramide cukup efektif, cisapride sebagai prokinetik memberikan hasil yang baik, sebenarnya komplikasi jarang terjadi.  



Penatalaksanaan
Penanganan penderita dengan muntah ditujukan untuk
·      Mengatasi akibat/penyulit muntah
·      Simtomatik untuk mengurangi/menghilangkan gejala muntah
Kontraindikasi untuk : gastroenteritis, anomali usus atau kedaruratan bedah.
Metoklopramid    : 0,1-0,2 mg/kg/dosis 3 kali sehari
Domperidone       : 0,3 mg/kg/dosis 3 kali sehari
Ondasentron        : 4 mg/8 jam selama 5 hari
Sumatriptan          : 0,1-1,2 mg/kg/hari
Simetidin              : 5-10 mg/kg/dosis 3 kali sehari
Ranitidin              : 1-2 mg/kg/dosis 2-3 kali sehari
·      Secara spesifik menghilangkan penyakit penyebab yang mendasarinya
 




 

No comments:

Post a Comment