Tuesday 28 July 2015

INTUSUSEPSI



BATASAN
Intususepsi merupakan keadaan yang terjadi apabila masuknya segmen proksismal dari usus (intususeptum) ke dalam segmen usus yang lebih distal (intususipiens) dengan membawa serta mesenterium yang berhubungan.

PATOFISIOLOGI
Penyebab terjadinya intususepsi sebagian besar tidak diketahui. Dua puluh persen dari kasus intususepsi timbul setelah infeksi virus (infeksi pernafasan bagian atas, gastroenteritis) yang menimbulkan pembesaran dari jaringan limfoid ileum distal. Intususeptum akan didorong masuk oleh peristalsis ke dalam usus yang lebih distal dengan mesenterium dari intusuesptum ikut terjepit masuk. Hal ini kemudian diikuti terjadinya sembab, kongesti vena dan linfa yang akan menyebabkan keluarnya tinja yang berwarna kemerahan akibat darah yang tercampur mukus (current jelly stool).  Selanjutnya, jika tekanan kongesti melampaui tekanan arteri maka akan terjadi nekrosis.

GEJALA KLINIS
-       Kebanyakan terjadi pada anak dengan gizi baik, laki-laki, pada usia < 1 tahun
-       Sebagian besara terjadi pada daerah ileosekal
-      Crampy abdominal pain yang mendadak dan intermiten, disertai dengan tangisan yang tidak dapat dihentikan dan tungkai yang ditarik ke arah perut
-       Muntah
-       Tinja yang berbentuk seperti jeli kemerahan (current jelly stool)
-       Masa abdomen berbentuk seperti sosis pada kuadran kanan atas atau epigastrium tengah

CARA PEMERIKSAAN/DIAGNOSIS
-       Sebagian besar cukup dengan pemeriksaan fisik
-       Foto polos abdomen : menunjukkan kepadatan pada daerah intususepsi
-       Ultrasonografi
-       Enema barium menunjukkan defek pengisian (filling defect). Enema barium dapat pula digunakan sebagai terapi

DIAGNOSA BANDING
Obstruksi intestinal lain (volvulus, malrotasi), gastroenteritis, purpura Henoch Schonlein.
 
PENYULIT
Nekrosis usus yang dapat menyebabkan perforasi dan peritonitis.

PENATALAKSANAAN
a.    Resusitasi dengan cairan fisiologis intravena dan pengosongan lambung dengan pipa nasogastrik
b.    Puasa untuk persiapan operasi.
c.    Reduksi radiologik bila memungkinkan.
d.    Reduksi operatif atau reseksi

DAFTAR PUSTAKA
1.  Ein, S. and A. Daneman (2003). Intussusception. Operative Pediatric Surgery. M. Zicgler, R. Azizkhan and T. Weber. New York, Mc Graw-Hill Professional : 647-689.
2.    Ifran, E., B. Lombay, et al. (2000). "Intussuception in children. Ultrasonography in the diagnosis and non-operative management." Peaditr Indones 40 : 1-7.
3.      King, L. (2001). "Intussuception" E-Medicine 2 : 7.

No comments:

Post a Comment