BATASAN
Proses pernanahan yang
terlokalisir diantara jaringan otak, baik disertai pembentukan kapsul atau
tidak.
PATOFISIOLOGI
Penyebab terbanyak adalah
bakteri anaerobik (70%). Bakteri lain yang jadi penyebab adalah Streptococcus
sp, Staphylococcus sp, Bacteriodes fragilis.
Pada bayi baru lahir
biasanya disebabkan oleh Proteus sp, E coli, Group B Streptococcus.
Abses otak dapat terjadi karena :
1. Penyebaran langsung dari fokus infeksi yang
berdekatan dengan otak, misalnya infeksi telinga tengah, sinusitis paranasalis
dan mastoiditis
2.
Penyebaran
dari fokus infeksi yang jauh secara hematogen
3.
Infeksi
akibat trauma tembus kepala
4.
Infeksi pasca
operasi kepala
Penyakit jantung bawaan
sianotik dengan pirau dari kanan ke kiri (misalnya pada Tetralogy of Fallot),
terutama pada anak berusia lebih dari 2 tahun, merupakan faktor predisposisi
terjadinya abses otak
Terjadinya abses otak
melalui 4 stadium, yaitu :
- Stadium serebritis dini (hari ke 1-3)
- Stadium serebritis lambat (hari ke 4-9)
- Stadium pembentukan kapsul dini (hari ke 10-14)
- Stadium pembentukan kapsul lambat (setelah hari ke 14)
GEJALA KLINIS
·
Tidak ada
satupun gejala klinis khas untuk abses otak.
·
Gambaran
klasik yang sering dijumpai berupa sakit kepala, panas, defisit neurologis
fokal, kejang dan gangguan kesadaran.
PEMERIKSAAN DAN DIAGNOSIS
Anamnesis :
Sakit
kepala merupakan keluhan dini yang paling sering dijumpai (70-90%). Terkadang
juga didapatkan mual, muntah dan kaku kuduk (25%).
Pemeriksaan fisik :
Panas
tidak terlalu tinggi. Defisit neurologis fokal menunjukkan adanya edema di
sekitar abses. Kejang biasanya bersifat fokal. Gangguan kesadaran mulai dari
perubahan kepribadian, apatis sampai koma. Apabila dijumpai papil edema
menunjukkan bahwa proses sudah berjalan lanjut. Dapat dijumpai hemiparese dan
disfagia.
Pemeriksaan laboratorium :
- Darah : jarang dapat memastikan diagnosis. Biasanya lekosit sedikit meningkat dan laju endap darah meningkat pada 60% kasus
- Cairan Serebro Spinal (CSS) : dilakukan bila tidak ada tanda-tanda peningkatan tekanan intra kranial (TIK) oleh karena dikhawatirkan terjadi herniasi
CT Scan:
CT scan kepala dengan kontras
dapat dipakai untuk memastikan diagnosis. Pada stadium awal (1 dan 2) hanya
didapatkan daerah hipodens dan daerah irreguler yang tidak menyerap kontras.
Pada stadium lanjut (3 dan 4) didapatkan daerah hipodens dikelilingi cincin
yang menyerap kontras
DIAGNOSIS BANDING
- Tumor di daerah serebropontin
- Abses ekstradural
- Empiema subdural
PENATALAKSANAAN
Penatalaksanaan medikamentosa
dengan atau tanpa aspirasi dilakukan pada stadium serebritis, abses multipel
dan abses yang didapatkan pada daerah kritis
Pada penatalaksanaan medikamentosa diberikan:
1. Cefotaxime 200-300 mg/KgBB/hari IV dibagi dalam 4 dosis selama 6 minggu atau
Kombinasi
Ampicillin 200
mg/KgBB/hari IV dibagi dalam 6 dosis + Chloramphenicol 100
mg/KgBB/hari IV dibagi dalam 4 dosis.
2. Metronidazole 15 mg/KgBB/dosis IV kemudian dilanjutkan dengan
7,5 mg/KgBB/dosis IV/PO setiap 6 jam selama 7 hari (maksimal 4 g/hari).
3.
Apabila
didapatkan peningkatan TIK dapat diberikan:
a. Mannitol dosis awal 0,5-1 mg/KgBB IV kemudian dilanjutkan 0,25-0,5 mg/KgBB IV
setiap 4-6 jam
b. Dexamethasone dosis awal 0,5 mg/KgBB IV dilanjutkan dengan
dosis rumatan 0,5 mg/KgBB/hari IV dibagi dalam 3 dosis atau
Methylprednisolone dosis awal 1-2 mg/KgBB IV dilanjutkan dengan
dosis rumatan 0,5 mg/KgBB/dosis setiap 6 jam.
Pengurangan
dosis (tappering off) dimulai pada hari ke 5
Perhatian:
Steroid dapat menghambat penetrasi antibiotik pada abses dan menghambat
pembentukan dinding abses yang berakibat abses mudah pecah dan terjadi
meningitis.
KOMPLIKASI
- Herniasi unkal atau tonsiler karena kenaikan TIK
- Ventrikulitis karena pecahnya abses di ventrikel
- Perdarahan abses
PROGNOSIS
Prognosis baik bila usia
muda, tidak didapatkan gangguan neurologis berat dan tidak ada penyakit yang
mendasari.
DAFTAR PUSTAKA
1. Osenbach RK, Loftus CM: Diagnosis and management
of brain abscess. Neurosurg Clin N Am, 1992, Apr.; 3(2) : 403-20.
2. Saez-Liorens X: Brain abscess in children. Semin
Pediatr Infect Dis 2003, 2003; 14 (2) : 108-14.
3. Sennaroglu L., Sozeri B: Otogenic brain abscess :
review of 41 cases. Otolaryngol Head Neck Surg 2000, Dec.; 123 (6) : 751-5.
4.
Seydoux C,
Francioli P: Bacterial brain abscesses : Factors influencing mortality and
sequellae. Clin Infect Dis, 1992; 15 (3) : 394-401.
5.
Ucapan
terima kasih kepada : dr. Erny, Sp.A atas bantuan dalam
penyusunan pedoman diagnosis & terapi Neurologi anak.
This comment has been removed by a blog administrator.
ReplyDelete